Surplus Neraca Dagang Melonjak Jadi USD 3,83 Miliar pada Februari 2022
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan US$3,83 miliar secara bulanan (month to month/mtm) pada Februari 2022. Realisasi itu lebih tinggi dari surplus Januari 2022 yang hanya US$930 juta.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan surplus terjadi karena nilai ekspor mencapai US$22,03 miliar pada Februari 2022. Sementara, nilai impor lebih kecil dibandingkan ekspor, yakni US$17,23 miliar.
"Tren surplus ini terjadi 22 bulan terakhir ini secara beruntun, harapan kami semua semoga tren surplus terjaga di masa selanjutnya, sehingga pemulihan ekonomi bisa berlangsung lebih cepat," ungkap Margo dalam konferensi pers, Selasa (15/3).
Margo menjelaskan nilai ekspor naik 6,73 persen secara bulanan dan 34,14 persen secara tahunan. Jika ditotal, ekspor Januari-Februari 2022 mencapai US$39,64 miliar atau naik 29 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni US$30,55 miliar.
Secara rinci, kinerja ekspor ditopang oleh minyak dan gas (migas) mencapai US$990 juta atau 10,39 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya US$900 juta. Sementara ekspor nonmigas sebesar US$19,47 miliar atau naik 6,55 persen dari sebelumnya US$18,27 miliar.
Total ekspor nonmigas mencapai 95,14 persen dari total ekspor Indonesia pada Februari 2022. Menurut sektoral, hanya dua industri yang ekspornya tercatat meningkat.
Salah satunya ekspor industri migas naik 10,39 persen secara bulanan. Lalu, ekspor industri pertambangan naik 65,82 persen secara bulanan.
"Ekspor pertambangan naik karena batu bara, di mana batu bara Februari 2022 dibandingkan Februari 2021 naik 75,42 persen dan biji tembaga juga naik 319 persen," ucap Margo.
Di sisi lain, ekspor industri pengolahan turun 1,23 persen secara bulanan dan pertanian turun 10,16 persen secara bulanan.
Berdasarkan negara tujuan ekspor, kenaikan ekspor terjadi ke India sebesar US$394 juta, Swiss US$351 juta, Korea Selatan US$220 juta, China US$208 juta, dan Jepang US$193,1 juta.
Kemudian, penurunan nilai ekspor terjadi ke AS sebesar US$171 juta, Mesir US$57,8 juta, Italia US$49,4 juta, Afrika Selatan US$47,5 juta, dan Jerman US$44,6 juta.
Jika dilihat, pangsa ekspor Indonesia tidak berubah, yakni terbanyak masih ke China mencapai 19,12 persen. Setelah itu ke AS sebesar 12,29 persen, dan Jepang 8,76 persen.
Sementara, nilai impor turun 8,64 persen dari US$18,21 miliar pada Januari 2022 menjadi US$16,64 miliar pada Februari 2022. Sementara, secara tahunan nilai impor naik 25,43 persen dari US$13,26 miliar pada Januari 2022.
Secara total, impor Januari-Februari 2022 mencapai US$34,85 miliar atau naik 31,04 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni US$26,59 miliar.
Impor terdiri dari impor migas sebesar US$2,9 miliar atau naik 30,19 persen dari US$2,23 miliar pada bulan sebelumnya. Sementara impor nonmigas senilai US$13,74 miliar atau turun 14,05 persen dari sebelumnya US$15,98 miliar.
Margo mencatat menurut penggunaan barang, mayoritas impor turun pada Februari 2022. Tercatat, impor bahan baku atau penolong turun 7,22 persen secara bulanan menjadi US$12,83 miliar.
Selanjutnya, barang modal turun 7,03 persen secara bulanan menjadi US$2,6 miliar. Lalu, impor barang konsumsi turun sebesar 23,85 persen secara bulanan menjadi US$1,2 miliar.
"Farmasi di antaranya yang menyumbang penurunan impor barang konsumsi," imbuh Margo.
Berdasarkan negara asal, peningkatan impor terjadi dari Australia sebesar US$121 juta, Oman US$100,9 juta, Thailand US$97,4 juta, Brasil US$44,7 juta, dan Selandia Baru US$34 juta.
Sementara, penurunan impor terbesar terjadi dari China sebesar US$1,21 miliar, Jepang US$233 juta, dan Korea Selatan US$219,4 juta, Taiwan US$163 juta, dan Vietnam US$109 juta.
Pangsa impor Indonesia utamanya didominasi dari China 33 persen, Jepang 8 persen, dan Thailand 7 persen.
Baca artikel CNN Indonesia "Surplus Neraca Dagang Melonjak Jadi US$3,83 Miliar pada Februari 2022" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220315105339-532-771348/surplus-neraca-dagang-melonjak-jadi-us-383-miliar-pada-februari-2022