a a a a a a a a a a
Logo Header  Footer
RI Masih Impor Cangkul dari China hingga AS Meski Jokowi

RI Masih Impor Cangkul dari China hingga AS Meski Jokowi 'Ngamuk'

Indonesia ternyata masih mengimpor cangkul dari China hingga Amerika Serikat (AS). Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat berang dan protes soal impor cangkul itu pada 2019 lalu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disampaikan kepada CNNIndonesia.com, impor cangkul dilakukan dari beberapa negara, seperti China, Jepang, Malaysia, Australia, hingga Amerika Serikat.

Pada 2019, Indonesia mengimpor cangkul sebanyak 292.985 kg senilai US$111.508 atau setara Rp1,69 miliar (asumsi kurs Rp15.198 per dolar AS) dari China dan Jepang. Tahun berikutnya, Indonesia kembali mengimpor cangkul dari China dan Malaysia sebanyak 37.128 kg dengan nilai yang menurun jadi US$20.297 atau setara Rp308 juta.

Sementara itu, Indonesia tercatat berhenti mengimpor cangkul pada 2021. Kendati, RI kembali mengimpor cangkul pada tahun lalu dari Australia dan AS meski jumlahnya kecil sebanyak 38 kg saja atau senilai US$254 alias setara Rp3,8 juta. Namun, BPS mengatakan data tersebut adalah total dari impor cangkul dan garu.

"Tidak ada impor cangkul dan garu (HS 82013010) sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023. Selama 2022, impor cangkul dan garu hanya ada pada Juni (US$123) dan Juli (US$131)," ungkap Direktur Statistik Distribusi BPS Efliza saat dikonfirmasi. Presiden Jokowi sempat dibuat keheranan dengan data impor cangkul RI. Ia bahkan mencibir keuntungan yang diperoleh negara pengekspor cangkul dari aktivitas impor yang dilakukan RI.

"Puluhan ribu-ratusan ribu cangkul yang dibutuhkan masih impor. Apakah negara kita yang sebesar ini industrinya yang sudah berkembang, benar cangkul harus impor Enak banget itu negara yang barangnya kita impor," tutur Jokowi dalam Peresmian Pembukaan Rakornas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019 di JCC, 6 November lalu.

Saat itu, Jokowi mengatakan RI masih mencatat defisit transaksi berjalan. Berdasarkan data Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan (CAD) per kuartal II 2019 mencapai US$8,4 miliar atau 3 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). CAD itu membengkak 21 persen dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar US$6,97 miliar.

Ironisnya lagi, impor juga menghilangkan ruang untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Padahal, Jokowi menegaskan seharusnya pengadaan barang dan jasa di dalam negeri dapat dimanfaatkan untuk membangun industri-industri kecil yang berkaitan, termasuk cangkul.

"Saya minta LKPP untuk memprioritaskan produk dengan komponen lokal yang sangat tinggi. Persulit barang impor itu. Setop lah (impor). Ini duit APBN, APBD. Prioritaskan benar bahwa harga murah bukan patokan utama. Murah tapi impor, saya lebih senang beli barang lokal, meski harganya sedikit lebih mahal," tegas Jokowi kala itu.



https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230215162516-92-913516/ri-masih-impor-cangkul-dari-china-hingga-as-meski-jokowi-ngamuk
Article RI Masih Impor Cangkul dari China hingga AS Meski Jokowi

More Article

Logo Header  Footer
Wisma Mitra Sunter 12th Floor, Suite 02, Mitra Sunter Boulevard Blok C-2, Jl. Yos Sudarso Kav 89, Sunter Jaya, North Jakarta, 14350 - Indonesia
Follow Us
 Sosial Media 6f7950e4 6b4f 4b59 8466 5db56dc33604 169
Facebook
Instagram
Linkedin
Copyright © 2021 - PT ACTLINK Marine Transport, All Rights Reserved,
Website by IKT
^
Contact Information