Tumbuh 4,88 Persen, Industri Manufaktur Jadi Penopang Laju Ekonomi RI
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,17 persen (year on year/yoy) pada kuartal II 2023 utamanya ditopang oleh kinerja industri manufaktur. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud mengatakan ekonomi manufaktur secara total tumbuh 4,88 persen (yoy). "Pertumbuhan ekonomi manufaktur itu lebih ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik maupun global," ucapnya dalam konferensi pers, Senin (7/8).
Lebih rinci, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 4,62 persen. Menurut Edy, pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan produksi minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit kasar (CPKO) serta peningkatan konsumsi makanan dan minuman saat Idulfitri dan Iduladha.
Lalu, industri logam dasar tumbuh sebesar 11,49 persen. Pencapaian ini didorong oleh peningkatan permintaan ekspor komoditas baja dan feronickel. Kemudian, industri alat angkutan tumbuh 9,66 persen, didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan luar negeri, terutama kendaraan elektrifikasi ramah lingkungan.
Selain kinerja industri manufaktur, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II 2023 juga ditopang oleh sektor perdagangan. "Di sektor perdagangan, pertumbuhan perdagangan terutama ditopang oleh peningkatan aktivitas produk," ucap Edy.
BPS mencatat perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda motor tumbuh 4,97 persen. Capaian ini didorong oleh peningkatan aktivitas produksi, konsumsi, dan mobilitas masyarakat. Sedangkan, perdagangan mobil, sepeda motor, dan reparasinya tumbuh sebesar 6,56 persen. Ini didorong oleh peningkatan penjualan mobil dan sepeda motor.
Selanjutnya, sektor yang menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah transportasi dan pergudangan. Sektor ini tumbuh solid seiring peningkatan mobilitas masyarakat. Tercatat, angkutan udara tumbuh 32,88 persen, didorong oleh peningkatan jumlah penumpang angkutan udara seiring peningkatan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara.
Angkutan laut tumbuh 18,26 persen, didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang. Sementara, angkutan rel tumbuh 19,4 persen, didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang sejalan dengan peningkatan mobilitas setelah penghapusan PPKM di akhir tahun 2022 dan momen liburan. "Banyak sekali momen liburan di 2023, di kuartal II terutama saat Lebaran maupun libur sekolah," pungkas Edy.